Kamis, 28 Agustus 2014

Papuma : Pesona Alam Luar Biasa

Sudah lama sebenarnya aku ingin ke Papuma - Jember. Apalagi kakak ku pernah kesana bersama teman-teman touring nya, dan pamer foto-fotonya di pantai papuma (liat saja sebentar lagi aku juga bisa pamer hehehe.. : p).


Pantai Tanjung Papuma berada di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan Jember, sekitar 45 km dari pusat kota Jember, merupakan objek wisata yang paling terkenal di Kabupaten Jember karena keindahan pantainya dengan pasir putihnya yang bersih dan batu karang raksasa yang eksotis yang menghiasi pantai tersebut.

Kalau dari Sidoarjo ke Jember akan menempuh waktu kurang lebih 5 -6 jam, melewati Bangil, Pasuruan, dan Probolinggo. Dengan berbekal panduan GPS di hp android ku kami siap meluncur, meski sebenarnya kami buta sama sekali dengan daerah yang akan kami lewati (yang penting nekat hehe..).

Sebelumnya kami sudah browsing-browsing internet mengenai pantai Papuma, begitu juga mengenai penginapannya. Tapi kata suami gak perlu reservasi, nanti aja disana langsung pesan kamar (keputusan ini akan kami sesali kemudian.. hiks..); ).

Kami pergi beramai-ramai sekeluarga, total 9 orang, termasuk keponakan centilku yang masih berumur 1 tahun. Si Kijang seminggu sebelumnya sudah di check up di bengkel demi tercapainya rencana travelling kali ini, karena menurut kakak ku jalannya menanjak curam. Meski penumpangnya termasuk jumbo-jumbo (adik ipar ku berat badannya diatas 100kg!!!), semua muat didalam si Kijang.

Rencana berangkat pukul 07.00 WIB, tapi akhirnya molor sampai jam 09.00 WIB baru berangkat, karena menunggu adiknya istri adik ipar ku pulang kerja (hehe.. panjang bener adik-adik ini..). Ibu mertua ku dan Budhe sudah menyiapkan makanan buat dimakan waktu diperjalanan nanti, jadi tidak ada yang kuatir bakal kelaparan dijalan.

Perjalanan kami tempuh lancar jaya, hampir tidak ada kemacetan, kecuali di daerah Probolinggo, karena ada truk yang berjalan lambat dijalanan yang agak menanjak. Sekitar pukul 14.00 WIB kami sudah memasuki kabupaten Jember, disinilah mulai perjalanan yang cukup membingungkan, meski dipandu GPS, semua penghuni mobil tidak mempercayainya karena jalan yang kami lalui sempit dan berbatu.

Kami harus bolak-balik berhenti untuk tanya arah kepada warga yang ada disana. Tetapi semakin tersesatlah kita.. hadeeeeh....... Kami harus melewati areal persawahan dan perkebunan dengan jalanan yang mengocok-ocok isi perut (untungnya gak ada yang sampai muntah...).

Setelah berputar-putar cukup lama, akhirnya sampailah kami disebuah persimpangan dengan petunjuk arah yang memberikan pencerahan untuk kami. Jalan mulai mulus, dan banyak papan petunjuk arah yang memandu kita. Sementara GPS yang aku pegang bolak-balik menyuruh kami putar arah (kata kakak ku, kalau nurutin panduannya GPS sebenernya malah lebih cepat, tapi jalannya belum diaspal dan sempit..).

Pemandangan menuju TKP sangatlah indah, areal perkebunan dan perbukitan.

Dan Sampailah kami di pintu masuk pantai tanjung Papuma 


Harga karcis masuk saat itu (24 Mei 2014)  Rp 12.500,- / orang dan karcis mobil Rp 2000,-.


Setelah melewati pintu masuk, jalan mulai menanjak. Sebelumnya kami lihat ada bus yang menurunkan penumpangnya didepan pintu masuk, mungkin karena busnya yang terlihat bobrok dan gak kuat nanjak. Jalannya gak terlalu sempit, bisa dilalui 2 mobil, namun aspalnya berlubang-lubang jadi suami ku yang menyopiri tampak sangat berhati-hati memilih jalan (apalagi bawa penumpang-penumpang jumbo.. hehe..)


Dan sampailah kami di pantai Papuma tepat pukul 15.30 WIB. Seandainya tadi tidak lama muter-muter cari jalan mungkin kami sudah tiba disini lebih siang.

Kami segera mencari kantor pengelola pantai ini, dan mendapat kabar buruk  jeng.. jeng.. semua kamar sudah habis disewa karena memang pada saat itu lagi weekend... );

Pelajaran berharga, kalau kalian ingin travelling dan berencana menginap sebaiknya jauh-jauh hari sudah reservasi penginapan terlebih dahulu by phone.

Namun beruntunglah petugas disana memberi tahu kalau masih ada ruko yang bisa disewa untuk menginap. Tarif sewa satu ruko Rp 250.000,-  kami langsung ambil dua.

Karena memang namanya ruko, jadi jangan terlalu berharap dapat fasilitas lebih, ada kasurnya saja sudah harus bersyukur. Pintunya berupa Rolling door, tanpa jendela, dan parahnya tidak ada kamar mandi. Kalau mau ke kamar mandi harus ke kamar mandi umum, jaraknya cukup jauh dari ruko. Nilai plus dari penginapan ruko ini adalah warung makanan tepat disebelah ruko, jadi mau pesan apa saja tinggal teriak hehehe.. ^^

Setelah meletakkan semua barang di dalam ruko, dan mengisi perut yang sudah dangdutan, kami segera meluncur ke pantai. Di mulailah sesi foto-foto, sayang saat itu langit sedang berselimut mendung..


My Lovely Man


Karena kami sampai sudah terlalu sore jadi kami tidak bisa terlalu lama bermain-main dipantai. Saat langit sudah mulai gelap (kami tidak bisa melihat sunset di pantai Papuma) kami kembali ke ruko untuk beristirahat dan mandi.


Ternyata banyak juga pengunjung yang bernasib sama dengan kami, sehingga terpaksa menyewa ruko untuk menginap. Kami masih lebih beruntung dibanding mereka, karena kami mendapatkan kasur lebih banyak dibanding ruko-ruko yang lain.

Malam hari hujan gerimis mulai turun, tapi udara tidak begitu dingin. Kami memesan ikan kakap bakar untuk makan malam, murah meriah dan lezaaaaat... ^^.  Padahal hanya dibakar dengan mentega, tapi sambal kecapnya mantab. Pulang nanti aku bawa sebagai oleh-oleh, namun entah kenapa rasanya tidak selezat sewaktu aku makan di Papuma, padahal aku belinya ditempat yang sama.

Ada kejadian agak menegangkan pada malam hari. Terjadi konsleting listrik, sehingga seluruh lampu di ruko padam dan gelap gulita. Untung saja suami ku menyimpan senter dimobil, jadi kami tak perlu bergelap-gelapan di dalam ruko. Petugas pantai disana dengan sigap membetulkan listrik, dan kurang lebih 2 jam dalam kegelapan, lampu kembali menyala.

Pagi harinya aku dan suami yang menggendong keponakan kami berjalan-jalan di pinggir pantai, didaerah sekitar perahu nelayan. Sangat disayangkan daerah disini banyak sekali sampah yang betebaran sehingga menjadi pemandangan yang kurang sedap dipandang.

Kami ketimggalan Sunrise, selain itu langit juga agak mendung jadi hanya foto ini yang bisa aku abadikan.


Perahu-perahu nelayan


Suami dan keponakan centil ku.. ^^


Setelah berjalan-jalan berdua, kami memutuskan kembali ke ruko, dan sarapan bersama keluarga. Harga makanan disana standart, tidak terlalu mahal ataupun murah. Yang bikin kangen adalah es degannya yang sangat murah, rasanya yang original tanpa pewarna, dan pemanis (tapi jika ingin manis bisa minta gula kepada pemilik warung).

Banyak sekali monyet-monyet liar berkeliaran di sekitar pantai ini. Selain itu juga ada biawak-biawak dengan ukuran sangat besar menghuni di daerah dekat ruko, namun keberadaan mereka tidak mengganggu para wisatawan.

Sekitar pukul 09.00 WIB kami semua mulai menuju pantai dan mulai bermain-main air di sekitar bebatuan. Ombaknya cukup besar, makanya harus sangat berhati-hati jika ingin bermain-main dipantai ini.




Setelah berendam ditengah deburan ombak, entah kenapa badan jadi terasa sangat segar. Saat kami kembali menuju ruko yang jaraknya lumayan jauh nafas tidak ngos-ngosan, dan tidak terasa capek sama sekali. Mungkin karena euforia bermain dipantai atau juga tak sengaja ombak telah melakukan pijat releksi dikaki-kaki kami.. who knows.. ??


Tak terasa hari sudah mulai beranjak siang, waktunya bagi kami berkemas-kemas pulang. Sebenarnya masih ingin sekali berlama-lama di pantai ini. Tapi rutinitas harian sudah mulai menunggu esok hari. Dengan sangat terpaksa kami meninggalkan pantai ciptaan Tuhan yang sangat indah ini. Subhanallah.....


 Suatu saat nanti aku ingin kembali kesini sekali lagi... ^^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar